Powered By Blogger

Kamis, 21 Februari 2013

HURT PART 3

. . . . . . . . . . . .
Sungguh, rasanya aku tak ingin dekat-dekat denganmu kalau seperti ini. Bisa-bisa aku tak berkutik, diam seribu bahasa dan perlahan tak berdaya
.
.
.
.

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke kamarku dan membaringkan tubuhku di atas tempat tidurku. Rasanya badanku ini remuk semua. Lelah sekali. Tak sengaja aku melirik hadiah yang diberikan Jimmy tadi. Aku mengambil hadiah itu dan memandanginya beberapa saat. Beberapa pertanyaan muncul di otakku "Apa ya isinya? Apa maksud dia memberikan hadiah ini padaku?" Tak menunggu lama lagi, akhirnya aku membuka bingkisan ini. Aku buka pitanya perlahan lalu membuka bungkusnya perlahan.

Sebuah buku harian dan pulpen berwarna biru yang manis. Tau saja dia kalau aku suka menulis dan curhat menggunakan buku harian.

Mulai sekarang, aku bisa menuliskan semua perasaanku di buku harian lagi. Buku harian lamaku sudah penuh dengan kisah hidupku. Terima kasih atas hadiah berharganya Jimmy, Si Pemacu Jantung :)

Ponselku berbunyi. Kulihat nama di layar ponselku. Itu telpon dari Ken "Hallo." "Hallo kak, ada apa telpon malam-malam?" tanyaku menyelidiki "Tadi kamu pulang sama siapa Jejess?" tanyanya, sepertinya dia khawatir "Aku.... E-emmmm aku pulang sama Jimmy kak. Kenapa?" jawabku ragu-ragu "Sama Jimmy? Oh." ucapnya terdengar pasrah.
.
.
1 detik
.
.
5 detik
.
.
30 detik
.
.
Tak ada yang bicara. Aku diam, tidak berminat bicara. Akhirnya Ken mulai bicara lagi "Maaf ya aku gak bisa antar kamu pulang tadi." katanya pelan, sepertinya merasa bersalah. Aku hanya tertawa cekikikan berharap Ken tidak mendengar tawaku "Ehemmmm gapapa kok kak tenang aja hehe".

Kami terlarut dalam pembicaraan kami sampai-sampai kami tak menyadari waktu menunjukkan pukul 19.30 malam. Aku dan Ken mematikan telepon kami. Dia minta izin untuk belajar dulu dan aku juga. Tugas hari ini sudah tinggal sedikit, aku hanya perlu menyelesaikan yang belum saja. Beruntung, tadi Fany mau mengajariku tugas yang tidak aku mengerti.

                                                                                                                               ***

Sudah larut malam, aku masih menulis tentang kejadian hari ini di buku harian baru pemberian Jimmy tadi. Saat sedang asyik menulis, tiba-tiba ponselku bergetar. Ada SMS yang masuk. Aku lihat layar ponselku dan disana tertera sebuah nomor yang ternyata tak tersimpan di kontak teleponku. Aku buka SMS itu. Isinya...

Kau tau, rasanya saat melihatmu seperti ada sesuatu yang menggelitik. Aku selalu ingin tertawa dan memandangi wajahmu. Hahhh tapi mungkin hanya itu yang bisa kulakukan 'untuk saat ini'

SMS misterius. Aku coba untuk membalas SMS itu..
Siapa ya? Kau tau nomer ponselku darimana?

Aku tunggu balasan dari SMSku itu sambil melanjutkan menulis di buku harianku ini. Tapi, aku mulai mengantuk dan seperti ada yang menggelantung di mataku. Rasanya mataku ini sudah tidak bisa terbuka lagi. Tiba-tiba ponselku bergetar lagi dan itu membuatku kaget dan spontan membuka mata. Itu balasan SMS dari nomer yang tadi. Isinya....
You must not know about that. But, i just want to tell you about something. I like you :*

Dia menyukaiku? Yang benar saja. Siapa sebenarnya dia. Sebenarnya aku sangat tidak suka dibuat penasaran seperti ini apalagi dengan orang yang sama sekali belum aku kenal. Orang ini benar-benar membuatku kesal. Sungguh. Aku memutuskan untuk menelepon nomer ini.
1 kali, tidak diangkat
.
.
.
2 kali, tidak diangkat
.
.
.
5 kali, juga tidak diangkat
Ke 6 kalinya aku menelepon, nomer itu tidak aktif. Sungguh, rasa penasaranku semakin besar. Tapi apa boleh buat, aku tidak bisa terus mencari tahu karena ini sudah hampir larut malam. Aku bisa-bisa dimarahi bunda kalau tidak segera tidur.

Entahlah apa yang membuatku merasa sangat bersemangat hari ini. Aku bangun dengan semangat menggebu dan langsung menuju kamar mandi kemudian bersiap-siap pergi ke sekolah.

Setelah bersiap-siap, aku langsung menuju meja makan dan menyantap sarapanku bersama bunda dan ayahku "Selamat pagi bunda, ayah hihihi" sapaku semangat. Mereka tersenyum dan membalas sapaku itu "Selamat pagi nak, waah semangat sekali pagi ini sepertinya." kata bundaku sambil tersenyum. Aku tersenyum dan meminum susu yang ada di meja "Hehe enggak kok bunda, Sica biasa aja kok." aku masih menampakkan seulas senyum.

Pukul 6, aku sudah keluar rumah dan menunggu Ken datang. Semoga saja hari ini dia tidak terlambat menjemputku. 10 menit kemudian aku melihat sebuah mobil melaju menuju ke arahku. Sepertinya bukan mobil Ken. Aku tidak mengenali mobil ini, tapi sepertinya aku pernah melihat mobil ini. Tiba-tiba mobil itu berhanti tepat di depanku dan membuka kaca mobilnya. Aku tidak melihat siapa yang mengendarai mobil itu.

Aku berdiri memandangi mobil itu beberapa saat sampai akhirnya orang yang mengendarai mobil itu keluar. Ternyata itu Jimmy.

Satu lagi kebiasaanmu, kau selalu memiliki banyak akal untuk memberikan padaku sebuah kejutan besar. Kau tau tidak aku sangat menyukai kejutan, apalagi kejutan itu adalah kejutan yang indah dan tak bisa kulupakan. Kutunggu kejutanmu selanjutnya Jimmy...
.

.

.

.

.

to be continue. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar